Tgs 3: Sebuah Kritik Atas Cerpen dan Puisi

1. Kritik Cerpen dengan Judul Delima
 

Cerpen tersebut menceritakan tentang sebuah prasangka seorang anak terhadap ayahnya. Pada  cerpen tersebut saya menyajikan sikap yang kompleks pada tokoh utama (aku), sikap keegoisan, keras kepala, kesombongan, serta kenaifan tergambar jelas dalam karakter tokoh tersebut. Selain itu terdapat  sebuah penggambaran penyesalan oleh tokoh utama, yang terlihat pada awal dan akhir cerita tersebut. pada tokoh Ayah, sikap yang menonjol adalah sentimental, lemah lembut, penyayang, namun sayangnya sang Ayah akhirnya meninggal. Cerpen ini memberikan gambaran tentang ketakutan anak pada seorang ibu tiri, namun ketakutan tersebut akhirnya membuat sebuah bencana yang sangat tak terduga oleh tokoh utama.

Cerpen ini hanyalah sebuah cerpen sederhana, konfliks di dalamnya tidak terlalu banyak, bahkan saya selaku penulis, kadang kesulitan dalam menyampaikan jalan cerita. Sebenarnya cerpen ini bisa saja bersambung, namun saya masih mencari ide untuk bisa menyambung cerita tersebut. memang jarang sekali penulis cerpen membuat tema tentang keluarga, kebanyakan yang laku adalah cerpen yang bernafaskan islam, percintaan, seks bebas, misteri, maupun detektif. dalam cerpen ini, saya hanya ingin menyampaikan amanat agar tiap anak hendaknya harus selalu jujur, serta tabah dalam menghadapi cobaan hidup, teruslah percaya kepada kedua orang tua, serta jangan pernah lari dari sebuah masalah, namun hadapilah dengan senyuman.

Ketika membuat sebuah cerpen, saya selalu berpikir untuk membuat cerpen dengan cerita yang memiliki amanat, tidak menonjolkan hal negatif yang berlebihan. Menurut saya cerpen dalam genre dewasa, tidaklah cocok untuk dibaca semua kalangan. Dalam berkarya, saya ingin menulis sebuah cerita yang dapat dinikmati semua kalangan, isi cerita yang menginspirasi dunia, sebuah alur yang manusiawi, serta tokoh-tokoh yang memiliki karakter yang kuat.

Memang kenyataan sebuah cerita kadang dibuat dramatis, romantis, serta realistis, namun tak ada salahnya jika menulis sebuah cerita dengan jalan cerita yang baik, karena sebuah cerita yang baik akan menimbulkan pemikiran yang baik pula. Dunia memang kejam, tak perlu lah, dalam dunia sastra selalu menampilkan kekejaman tersebut, sebuah cerita yang menggambarkan dunia yang baik, bisa menimpulkan pemikiran yang positif bagi pembaca, sehingga ia akan selalu senantiasi berpikiran berbaik sangka pada beberapa hal yang dianggapnya jelek.

Mungkin hanya itu kritik atas cerpen Delima. Silakan berikan komentar sendiri!

2. Kritik Antologi Puisi dengan Judul Cahaya Kecil

Antologi puisi yang lahir dari sebuah refleksi cahaya dan kegelapan. Kumpulan puisi ini berisi beberapa curahan hati, baik berupa kerinduan, penyesalan, keraguan serta kebahagiaan. Puisi tersebut hanya sekejap di buat, jadi mungkin perlu banyak perbaikan lagi.

Diksi terlihat sangat diperhatian, serta pengungkapan secara langsung, membuat pembaca akan langsung mengerti, serta merasakan pengalaman yang ingin disampaikan oleh penyair. Kata-kata yang dipakai terasa sangat mudah untuk diucapkan, serta tiap baitnya hanya terdiri dari beberapa klausa. beberapa puisi diantaranya memiliki topografi yang memiliki rata kanan, rata kiri, rata tengah serta ada yang terlihat seperti lingkaran.

Kumpulan puisi ini, akan terus diperbaharui agar menjadi lebih sempurna lagi.

Selamat membaca!