position:fixed;bottom:0px; right:0px;

hii

Jumat, 18 Maret 2016

Tgs 6: Resume Buku Tentang Menulis



Identitas Buku 1
Judul Buku : Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Pengarang : Dr. Henry Guntur Tarigan
Tahun Terbit : 1984
Penerbit : Angkasa Bandung


Ringkasan Materi

Bab 1: Pendahuluan
a.       Komponen-komponen dalam keterampilan berbahasa
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur-tunggal, keempat keterampilan ini hanya dapat dikuasai dengan jalan praktik serta banyak latihan.

b.      Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Hubungan antara menulis dan membaca adalah bila kita menuliskan sesuatu, maka prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain; paling sedikit dapat kit abaca sendiri pada saat lain. Sedangkan hubungan antara menulis dan berbicara adalah baik menulis maupun berbicara harus memperhatikan komponen-komponen yang sama, yaitu struktur kata/bahasa, kosa kata, kecepatan/kelancaran umum; bedanya ialah kalau menulis berkaitan dengan ortografi, maka berbicara berkaitan erat dengan fonologi.

c.       Menulis sebagai suatu cara berkomunikasi
Media tulis atau keterampilan menulis merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi, kualitas hasil percetakan di suatu negara dapat dijadikan tolak ukur kualitas komunikasi negara tersebut.

d.      Batasan, fungsi dan tujuan menulis
Dapat dikatakan bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang kreatif, yakni menghasilkan tulisan, sedangkan menyalin, menambah, serta mengedit suatu tulisan tidak bisa digolongkan dalam kriteria menulis.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.
Tujuan menulis menurut Hugo Hartign, meliputi tujuan penugasan, tujuan altruistic, tujuan persuasive, tujuan informasional, tujuan pernyataan diri, tujuan kreatif dan tujuan pemecahan masalah.
e.       Ragam Tulisan
Menurut Salisbury (1955) membagi tulisan berdasarkan bentuknya yakni, bentuk-bentuk objektif dan bentuk-bentuk subjektif.
Selain itu, Weaver membuat klasifikasi tulisan yakni, eksposisi, deskripsi,narasi, argumentasi.

Bab 2: Tulisan bernada akrab
a.       Tulisan pribadi
Tulisan pribadi adalah suatu bentuk tulisan yang memberikan sesuatu yang paling menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi sang penulis.
b.      Ciri-ciri tulisan pribadi
Apapun mungkin menjadi pokok-pokok pembicaraan tulisan-tulisan pribadi, satu hal yang pasti ialah bahwa selalu berfokus kepada pikiran –pikiran dan perasaan-perasaan sang penulis, bukan orang lain.
Selain itu, memberikan kebebasan kepada sang penulis, untuk mengungkapkan hal-hal yang tak mungkin untuk di ungkapkan kepada orang lain. Juga menuntut pengutaraan nada khas penulis dalam tulisan, pilihan kata-kata, penggunaan frasa-frasa dan pemanfaatan kalimat-kalimat.
c.       Bentuk-bentuk tulisan pribadi
Dapat di klasifikasikan atas: buku/catatan harian (jurnal), cerita yang bersifat otobiografis, lelucon yang bersifat otobiografis dan esei pribadi.
d.      Catatan harian (jurnal)
Menata sebuah buku harian merupakan cara yang sangat tepat untuk melatih diri untuk menulis, selain itu menulis sebuah buku harian haruslah dengan kesadaran bahwa pembaca lainnya akan menikmati juga pengalaman-pengalaman kita. Hal itu jugalah yang membuat jurnal sebagai sesuatu pengalaman menulis yang sangat memuaskan serta sebagai pendorong utama bagi banyak orang.
e.       Cerita otobiografis
Pembicaraan mengenai cerita otobiografis, meliputi makna dan ciri-ciri, teknik-teknik penulisan dan beberapa petunjuk menulis cerita otobiografis.
f.       Lelucon otobiografis
Pengertian dari lelucon otobiografis yaitu lelucon-lelucon yang berhubungan dengan riwayat hidup kita sendiri pada saat berbincang-bincang untuk menggelikan hati para teman atau menarik perhatian mereka pada peristiwa itu sendiri.
g.      Esai pribadi
Pada esai pribadi, pokok-pokok pembicaraannya dalah pengalaman pribadi, tetapi tujuannya berbeda: sang penulis”berbicara mengenai” dan bukan hanya sekedar “menceritakan” atau “mengatakan”.
h.      Siasat perbaikan tulisan pribadi
Cara untuk memperbaiki tulisan adalah dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan khusus perencanaan tersebut, seperti organisasi (susunan), narasi (penceritaan), bahasa dan tanda baca.
Bab 3: Tulisan Bernada Penerangan
a.       Makna dan tujuan tulisan bernada penerangan
Biasanya tulisan bernada penerangan ini bersifat informatif. Nada informasi ini biasanya menghasilkan tulisan bersifat deskriptif, tulisan yang bersifat melukiskan atau memerikan, bila diabadikan di atas kertas. Memerikan seperti sesuatu yang melukiskannya  seperti adanya tanpa  mengurangi serta menambahi keadaan yang sebenarnya.
Agar dapat menarik perhatian para pembaca maka sudah tentu tulisan deskriptif menuntut beberapa kualitas, yakni persepsi dan kosa kata.
b.      Ragam tulisan pemerian
Ditinjau dari segi bentuknya, tulisan pemerian dapat dibagi atas:
1.      Pemerian faktual yakni pemerian yang berdasarkan fakta-fakta yang sesungguhnya.
2.      Pemerian pribadi yakni, pemerian yang berusaha membagikan pengalaman kita kepada pembaca agar dapat dinikmati bersama-sama, dengan harapan dapat menciptakannya kembali dan dengan demikian menimbulkan respon yang sama.
c.       Beberapa petunjuk menulis pemerian
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan yakni susunan, gaya dan nada. Pada pemerian faktual susunan biasanya mempunyai aturan tertentu sehubungan dengan tempat atau ruang, gaya yang digunakan tidak perlu menarik perhatian pembaca dan nada yang digunakan faktual, serius serta formal.
Pada pemerian pribadi susunan disusun secara logis berdasarkan ruang, waktu, atau keduanya, gaya yang digunakan harus terperinci serta penggambaran segala sesuatu yang diperikan.

Bab 4:Tulisan Bernada Penjelasan

a.       Makna dan tujuan tulisan bernada penjelasan
Tulisan yang bernada penjelasan biasanya disebut dengan tulisan penyingkapan. Tulisan ini dapat dikatakan hampir mirip dengan tulisan penerangan. Bedanya adalah tujuan utama dari tulisan penyingkapan tidaklah hanya sekedar menceritakan, melukiskan, menggambarkan ataupun meyakinkan, namun tujuan utamanya adalahmenjelaskan sesuatu kepada pembaca.

b.      Pokok permasalahan dan pembaca
Tindakan pertama yang harus dilakukan oleh seorang penulis ialah menyesuaikan tulisan dengan pembaca. Dalam tulisan pribadi dan tulisan pemerian, kita dapat beranggapan bahwa para pembaca belum biasa terhadap pokok pembicaraan dan sesuai dengan hal itu kita boleh terus memerikannya.  Tetapi dalam penyingkapan, kita harus menganalisis penikmat untuk menyadari apa yang telah mereka ketahui, apa yang ingin mereka ketahui dan apa yang perlu mereka ketahui.
c.       Bentuk-bentuk tulisan penyingkapan
Berdasarkan bentuknya, tulisan penyingkapan dapat dibagi atas:
1.      Klasifikasi merupakan suatu prosedur penyaringan yang memudahkan para penulis berusaha mengatasi suatu pokok pembicaraan yang luas dengan jalan membagi-baginya menjadi beberapa bagian.
2.      Definisi adalah sejenis penyingkapan yang merupakan dasar bagi semua tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan.
3.      Analisis merupakan suatu proses menelaah hubungan antara beberapa bagian-bagian.
4.      Tulisan opini menuntut perhatian pada hubungan-hubungan logis, maka jelas bahwa susunan tulisan seperti itu sedikit lebih rumit daripada bentuk-bentuk lain.
d.      Susunan tulisan penyingkapan
Pembicaraan mengenai susunan tulisan penyingkapan akan diarahkan pada dua hal, yaitu:
1.      Pentingnya susunan logis dalam tulisan penyingkapan
2.      Langkah-langkah pengembangan susunan logis
Langkah awal dalam membuat suatu tulisan adalah dengan mencari judul dan membatasi judul. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan pertanyaan tesis, dan terakhir mengembangkan bagan organisasi
e.       Bentuk paragraf penyingkapan
1.      Komponen-komponen paragraf, meliputi judul atau subjek, pembatasan dan uraian.
2.      Pengembangan paragraf
3.      Jenis-jenis paragraf daro segi eksternal, seperti paragraf peralihan, paragraf penekanan. Jenis paragraf  ditinjau dari segi urutan, yakni urutan setara, urutan bertingkat dan urutan campuran.
f.       Pendahuluan dan kesimpulan pada tulisan penyingkapan
Dalam penulisan pendahuluan yang baik, harus menarik minat pembaca, menyertakan tesis, memilih nada, menentukan sudut pandang, serta ketepatan dalam penulisan simpulan.

Bab 5: Tulisan Bernada Mendebat

a.       Tulisan yang bersifat menyakinkan

Bila seorang pengarang mempergunakan nada mendebat (atau nada argumentatif) maka hasilnyaadalah tulisan yang bersifat meyakinkan atau tulisan persuasif.  Ciri-ciri tulisan persuasif haruslah jelas dan tertib, hidup dan bersemangat, disertai alasan yang kuat serta bersifat dramatik.
b.      Persuasi logis
 yakni suatu tulisan yang perlakuan terhadap suatu masalah dilakukan secara cermat dan teliti, bernada faktual, pokok permasalahan memang penting dan maksud  serta tujuannya adalah memperjuangkan keadilan, kebenaran, kejujuran. Persuasi logis berdasarkan pada penalaran logis. Penalaran logis mencakup dua proses dasar berpikir dan organisasi, yaitu induksi dan deduksi.
c.       Penalaran keliru

1.      Kekeliruan logis dalam penalaran dapat dibagi menjadi peniruan, tidak masuk akal, mengemis masalah,
2.      Kekeliruan emosional terdiri dari beberapa tuntutan, yaitu tuntutan terhadap seseorang, tuntutan terhadap orang-orang, tuntutan terhadap (penyebutan nama), tuntutan pada generasi yang megah, serta tuntutan popular.

Bab 6: Tulisan Bernada Mengeritik

a.       Peran penulis sastra
Peran penulis dalam merancang dunia fiksi diantaranya penulis sebagai pemimpin/pengelola pentas(sutradara), penulis sebagai penulis cerita, penulis sebagai direktur.
b.      Tokoh
Penokohan atau karakteristik adalah proses yang dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menciptakan tokoh-tokoh fiksinya.
c.       Alur
Istilah lain yang sama maknanya dengan alur atau plot ini adalah trap atau dramatic conflict. Keempat istilah ini bermakna “struktur gerak atau laku dalam suatu fiksi atau drama”. (Brooks and warren, 1959:686).
d.      Latar
Latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung. Dalam pengertian yang lebih luas, latar mencakup tempat dalam waktu dan kondisi-kondisi psikologis dari semua yang terlibat dalam kegiatan itu.
e.       Waktu, beberapa jenis waktu yang dapat dipakai oleh para penulis, yairu secara kronologis dan sorot balik.

f.       Tema adalahgagasan utama atau pikiran pokok. Tema biasanya merupakan suatu komentar mengenai kehidupan atau orang-orang.
g.      Teknik yang dimaksud adalah penggunaan khusus bahasa bagi maksud-maksud estetik, seperti ironi, paradoks, simbolisme dan metafora.

Bab 7: Tulisan Bernada Otoritatif

a.       Memilih topik merupakan langkah awal dalam pembuatan tulisan bernada ototritatif(karya ilmiah), ada baiknya jika suatu judul dipikirkan secara matang.
b.      Membaca pendahuluan dengan maksud agar kita dapat melihat gambaran umum suatu karya ilmiah.
c.       Bibliografi pendahuluan ini menolong kita untuk menunjukan dengan tepat sumber-sumber yang sungguh bermanfaat.
d.      Kerangka pendahuluan merupakan suatu rencana sementara bagi tulisan kita.
e.       Membuat catatan terdiri dari suatu pokok permasalahan, suatu catatan dan suatu identifikasi mengenai sumber.
f.       Menulis naskah karya ilmiah biasanya terdiri dari beberapa kutipan dan catatan yang disusun oleh penulis.
g.      Dokumentasi diperlukan guna sebagai pengakuan atas jasa penulis.
h.      Mengadakan revisi biasanya terletak pada akhir pembuatan karya ilmiah seperti memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan.
i.        Menulis naskah akhir karya tulis, terdapat empat hal yang harus diperhatikan, yaitu judul, halaman judul, kerangka akhir dan bibliografi/catatan kaki.
j.        Mengoreksi cetakan percobaan bisa dilakukan dengan mengoreksi salah cetak, salah ejaan, kesalahan dalam pembuatan catatan kaki maupun kesalahan dalam penyusunan bibliografi.
 ***

 

Identitas Buku 2
Judul Buku : Menulis Karya Ilmiah
Pengarang : Niknik M. Kuntarto dan Hendar Putranto
Tahun Terbit : 2015
Penerbit : Indopublika






 Ringkasan Materi


·         Manusia perlu menulis ilmiah agar dirinya menggapai suatu keabadian. Dalam bahasa yang lebih sederhana, maksudnya agar penulis dapat dikenang orang, melintasi zaman dan peradaban. Sedangkan manfaat dari penulisan karya ilmiah adalah sebagai sarana untuk mencari ilmu pengetahuan dan perbaikan kualitas hidup manusia.
·         Pencarian ide yang layak untuk diteliti dengan cara membaca, bertukar pikiran dengan orang yang ahli di bidang yang akan kita teliti serta mencari informasi di media masa dan internet. Menuangkan ide ke dalam karya ilmiah juga perlu diperhatikan dengan cara mengamati cara penuturan, bentuk penuturan dan tujuan penuturan. Yang perlu diperhatikan juga, yakni mencari metode penelitian yang tepat, sebuah karya ilmiah tentu harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka perlunya pembiasaan diri dengan istilah “metode penelitian”. Secara umum untuk mengembangkan sebuah tesis atau disertasi, bisa dibedakan dua jenis riset, yaitu riset praktis dan riset teoritis.
·         Bentuk-bentuk karya ilmiah yakni:
a.                   Laporan ilmiah yang meliputi, laporan penelitian, laporan kasus dan laporan tinjauan.
b.                   Karya ilmiah sebagai syarat lulus program studi tingkat pendidikan tinggi, yang meliputi skripsi, tesis dan disertasi.
c.                   Karya ilmiah yang ditunjukan untuk siding pembaca(audiens) yang non-spesifik (lebih luas dari komunitas akademis tertentu) yang meliputi, surat pembaca, resensi (buku) dan karangan ilmiah populer.
d.                  Karya ilmiah yang disampaikan untuk audiens tertentu dengan tujuan spesifik, yang meliputi monograf, buku ajar dan pidato-piodato ilmiah yang disampaikan dalam peristiwa akademis tertentu dan diterbitkan.
·         Dalam penulisan karya ilmiah, ada dua pendekatan yang umumnya digunakan oleh para penulis terkait dengan judul, yaitu menulis judul terlebih dahulu sebelum isi tulisan diselesaikan, yang kedua menuliskan judul belakangan setelah isis tulisan diselesaikan. Cara pembuatan judul karya ilmiah yang baik, yaitu dengan memerhatikan unsur –unsur penggabungan kata (sintaksis) dan makna (semantik) sebagai berikut: menarik, baru,relevan, singkat (antara 7-15 kata) dan mencermintakan relasi atau tegangan antara aspek universal dengan aspek partikular yang termuat dalam topik penelitian.
·         Sebagus apapun karya yang kita buat, tetapi bila bahasa yang kita gunakan kurang santun, karya tersebut menjadi tidak sempurna. Sehingga kita perlu memerhatikan penggunaan unsur  gramatikal secara eksplisit dan konsisten; menggunakan imbuhan secara lengkap; menggunakan kata ganti resmi; menggunakan kata baku; menggunakan EYD; dan menghindari unsur kedaerahan.
·         Kesantunan bahasa dalam kegiatan menulis akdemik perlu juga memperhatikan ciri-ciri  ragam bahasa ilmiah, yaitu penggunaan bahasa Indonesia ragam baku ilmiah; penggunaan kalimat efektif; menghindari bentuk bahasa bermakna ganda; penggunaan kata dan istilah bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah bermakna kias; menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan; adanya keselarasan dan keruntutan antar proposisi dan antaralinea.
·         Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh dan lain-lain. Kelengkapan paragraf berhubungan dengan cara mengembangkan paragraf. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara, pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi dan klasifikasi.
·         Pada bagian “abstrak” dalam sebuah makalah ilmiah merupakan satu-satunya bagian yang dipublikasikan dalam sebuah prosiding konferensi/seminar. Sehingga bagi pembaca ahli, Abstrak menentukan gaya dan intisari dari makalah. Karenanya, sudah menjadi tugas dan tanggung jawab utama bagi seorang penulis untuk sedekat dan serepresentatif mungkin merumuskan abstrak dari makalah yang mereka tulis.
·         Abstrak adalah ikhtisar, synopsis, kependekan, dan pernyataan padat, sebagai pernyataan ulang, ide-ide penting yang berasal dari tulisan panjang suatu laporan. Abstrak memuat tema, maksud dan kesimpulan. Fungsi abstrak sebagai petunjuk ke depan bagi pembaca tentang isi karangan; pembaca dapat menentukan secara cepat apakah ia perlu atau harus membaca seluruh artikel; memudahkan bagi pengumpul abstrak dalam menerbitkan indeks petunjuk. Langkah-langkah membuat abstrak yaitu membaca naskah, mencatat fakta-fakta, membuat garis-garis rancangan, menulis konsep abstrak, dan meluas atau meringkaskan konsep.
·         Mencari, mengidentifikasi, membanding-bandingkan, memilah-milah (menyeleksi), dan mengambil keputusan atau menentukan topik apa yang akan dikerjakan dalam suatu proyek penelitian merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan. Rangkaian kegiatan ini ,merupakan tahapan awal sebelum seseorang penulis, menuliskan proposal penelitian dan mengajukannya.
·         Topik penelitian yang layak  dipertimbangkan untuk publikasi suatu tulisan di jurnal ilmiah pertama-tama harus merujuk pada karakteristik, maksud dan cakupan dari jurnal yang dituju.
·         Agar suatu artikel ilmiah dapat terpublikasi di jurnal nasional, atau internasional, tentu saja ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, diantaranya
1.      Format penulisan mengikuti gaya selingkang yang ditetapkan oleh jurnal yang bersangkutan.
2.      Topik pembahasan memang sesuai dengan tema call for paper dari jurnal tersebut.
3.      Memiliki judul dan abstrak yang menarik serta sesuai dengan kaidah akademis penulisan ilmiah di jurnal.
4.      Bukan karya plagiarisme.
5.      Mengikuti saran-saran perbaikan yang diberikan oleh redaksi jurnal yang bersangkutan, yang pada zaman sekarang biasanya disampaikan secara tertulis, dalam format review yang sudah baku, dan dikirimkan lewat surel.
6.      Menaati kaidah etis bagi penulis, yaitu tidak mengirimkan naskah yang sama kepada dua atau lebih jurnal yang berbeda, secara bersamaan (waktunya), untuk dipertimbangkan pemuatnya.
7.      Penulis menyatakan secara tertulis bahwa ia bebas dari konflik kepentingan dengan pemberi dana penelitian maupun subjek yang diteliti, dan bahwa kebenaran isi tulisannya merupakan tanggung jawab sendiri.
8.      Untuk jurnal nasional (cakupan Indonesia),  naskah ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk bagian abstrak (menggunakan  baik bahasa inggris maupun Indonesia).







Tidak ada komentar :

Posting Komentar