Identitas Buku 1
Judul Buku : Menulis Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa
Pengarang : Dr. Henry Guntur
Tarigan
Tahun Terbit : 1984
Penerbit : Angkasa Bandung
Ringkasan Materi
Bab 1: Pendahuluan
a. Komponen-komponen dalam keterampilan berbahasa
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen
diantaranya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca
dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan
suatu kesatuan, merupakan catur-tunggal,
keempat keterampilan ini hanya dapat dikuasai dengan jalan praktik serta banyak
latihan.
b. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain.
Hubungan antara menulis dan membaca adalah bila kita
menuliskan sesuatu, maka prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh
orang lain; paling sedikit dapat kit abaca sendiri pada saat lain. Sedangkan
hubungan antara menulis dan berbicara adalah baik menulis maupun berbicara
harus memperhatikan komponen-komponen yang sama, yaitu struktur kata/bahasa,
kosa kata, kecepatan/kelancaran umum; bedanya ialah kalau menulis berkaitan
dengan ortografi, maka berbicara berkaitan erat dengan fonologi.
c. Menulis sebagai suatu cara berkomunikasi
Media tulis atau keterampilan menulis merupakan salah
satu aspek penting dalam proses komunikasi, kualitas hasil percetakan di suatu
negara dapat dijadikan tolak ukur kualitas komunikasi negara tersebut.
d. Batasan, fungsi dan tujuan menulis
Dapat dikatakan bahwa menulis adalah suatu kegiatan
yang kreatif, yakni menghasilkan tulisan, sedangkan menyalin, menambah, serta
mengedit suatu tulisan tidak bisa digolongkan dalam kriteria menulis.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung.
Tujuan menulis menurut Hugo Hartign, meliputi tujuan
penugasan, tujuan altruistic, tujuan persuasive, tujuan informasional, tujuan
pernyataan diri, tujuan kreatif dan tujuan pemecahan masalah.
e. Ragam Tulisan
Menurut Salisbury (1955) membagi tulisan berdasarkan
bentuknya yakni, bentuk-bentuk objektif dan bentuk-bentuk subjektif.
Selain itu, Weaver membuat klasifikasi tulisan yakni, eksposisi,
deskripsi,narasi, argumentasi.
Bab 2: Tulisan
bernada akrab
a. Tulisan pribadi
Tulisan pribadi adalah suatu bentuk tulisan yang
memberikan sesuatu yang paling menyenangkan dalam penjelajahan diri pribadi
sang penulis.
b. Ciri-ciri tulisan pribadi
Apapun mungkin menjadi pokok-pokok pembicaraan
tulisan-tulisan pribadi, satu hal yang pasti ialah bahwa selalu berfokus kepada
pikiran –pikiran dan perasaan-perasaan sang penulis, bukan orang lain.
Selain itu, memberikan kebebasan kepada sang penulis,
untuk mengungkapkan hal-hal yang tak mungkin untuk di ungkapkan kepada orang
lain. Juga menuntut pengutaraan nada khas penulis dalam tulisan, pilihan
kata-kata, penggunaan frasa-frasa dan pemanfaatan kalimat-kalimat.
c. Bentuk-bentuk tulisan pribadi
Dapat di klasifikasikan atas: buku/catatan harian
(jurnal), cerita yang bersifat otobiografis, lelucon yang bersifat otobiografis
dan esei pribadi.
d. Catatan harian (jurnal)
Menata sebuah buku harian merupakan cara yang sangat
tepat untuk melatih diri untuk menulis, selain itu menulis sebuah buku harian
haruslah dengan kesadaran bahwa pembaca lainnya akan menikmati juga
pengalaman-pengalaman kita. Hal itu jugalah yang membuat jurnal sebagai sesuatu
pengalaman menulis yang sangat memuaskan serta sebagai pendorong utama bagi
banyak orang.
e. Cerita otobiografis
Pembicaraan mengenai cerita otobiografis, meliputi
makna dan ciri-ciri, teknik-teknik penulisan dan beberapa petunjuk menulis
cerita otobiografis.
f. Lelucon otobiografis
Pengertian dari lelucon otobiografis yaitu
lelucon-lelucon yang berhubungan dengan riwayat hidup kita sendiri pada saat
berbincang-bincang untuk menggelikan hati para teman atau menarik perhatian
mereka pada peristiwa itu sendiri.
g. Esai pribadi
Pada esai pribadi, pokok-pokok pembicaraannya dalah
pengalaman pribadi, tetapi tujuannya berbeda: sang penulis”berbicara mengenai”
dan bukan hanya sekedar “menceritakan” atau “mengatakan”.
h. Siasat perbaikan tulisan pribadi
Cara untuk memperbaiki tulisan adalah dengan
merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan
kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan khusus perencanaan tersebut, seperti
organisasi (susunan), narasi (penceritaan), bahasa dan tanda baca.
Bab 3: Tulisan Bernada Penerangan
a. Makna dan tujuan tulisan bernada penerangan
Biasanya tulisan bernada penerangan ini bersifat
informatif. Nada informasi ini biasanya menghasilkan tulisan bersifat
deskriptif, tulisan yang bersifat melukiskan atau memerikan, bila diabadikan di
atas kertas. Memerikan seperti sesuatu yang melukiskannya seperti adanya tanpa mengurangi serta menambahi keadaan yang
sebenarnya.
Agar dapat menarik perhatian para pembaca maka sudah
tentu tulisan deskriptif menuntut beberapa kualitas, yakni persepsi dan kosa
kata.
b. Ragam tulisan pemerian
Ditinjau dari segi bentuknya, tulisan pemerian dapat
dibagi atas:
1. Pemerian faktual yakni pemerian yang berdasarkan fakta-fakta yang
sesungguhnya.
2. Pemerian pribadi yakni, pemerian yang berusaha membagikan pengalaman
kita kepada pembaca agar dapat dinikmati bersama-sama, dengan harapan dapat
menciptakannya kembali dan dengan demikian menimbulkan respon yang sama.
c. Beberapa petunjuk menulis pemerian
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan yakni
susunan, gaya dan nada. Pada pemerian faktual susunan biasanya mempunyai aturan
tertentu sehubungan dengan tempat atau ruang, gaya yang digunakan tidak perlu
menarik perhatian pembaca dan nada yang digunakan faktual, serius serta formal.
Pada pemerian pribadi susunan disusun secara logis
berdasarkan ruang, waktu, atau keduanya, gaya yang digunakan harus terperinci
serta penggambaran segala sesuatu yang diperikan.
Bab 4:Tulisan
Bernada Penjelasan
a. Makna dan tujuan tulisan bernada penjelasan
Tulisan yang bernada penjelasan biasanya disebut dengan tulisan
penyingkapan. Tulisan ini dapat dikatakan hampir mirip dengan tulisan
penerangan. Bedanya adalah tujuan utama dari tulisan penyingkapan tidaklah
hanya sekedar menceritakan, melukiskan, menggambarkan ataupun meyakinkan, namun
tujuan utamanya adalahmenjelaskan sesuatu kepada pembaca.
b. Pokok permasalahan dan pembaca
Tindakan pertama yang harus dilakukan oleh seorang penulis ialah
menyesuaikan tulisan dengan pembaca. Dalam tulisan pribadi dan tulisan
pemerian, kita dapat beranggapan bahwa para pembaca belum biasa terhadap pokok
pembicaraan dan sesuai dengan hal itu kita boleh terus memerikannya. Tetapi dalam penyingkapan, kita harus
menganalisis penikmat untuk menyadari apa yang telah mereka ketahui, apa yang
ingin mereka ketahui dan apa yang perlu mereka ketahui.
c. Bentuk-bentuk tulisan penyingkapan
Berdasarkan bentuknya, tulisan penyingkapan dapat dibagi atas:
1. Klasifikasi merupakan suatu prosedur penyaringan yang memudahkan para
penulis berusaha mengatasi suatu pokok pembicaraan yang luas dengan jalan
membagi-baginya menjadi beberapa bagian.
2. Definisi adalah sejenis penyingkapan yang merupakan dasar bagi semua
tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan.
3. Analisis merupakan suatu proses menelaah hubungan antara beberapa
bagian-bagian.
4. Tulisan opini menuntut perhatian pada hubungan-hubungan logis, maka jelas
bahwa susunan tulisan seperti itu sedikit lebih rumit daripada bentuk-bentuk
lain.
d. Susunan tulisan penyingkapan
Pembicaraan mengenai susunan tulisan penyingkapan akan diarahkan pada
dua hal, yaitu:
1. Pentingnya susunan logis dalam tulisan penyingkapan
2. Langkah-langkah pengembangan susunan logis
Langkah awal
dalam membuat suatu tulisan adalah dengan mencari judul dan membatasi judul.
Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan pertanyaan tesis, dan terakhir
mengembangkan bagan organisasi
e. Bentuk paragraf penyingkapan
1. Komponen-komponen paragraf, meliputi judul atau subjek, pembatasan dan
uraian.
2. Pengembangan paragraf
3. Jenis-jenis paragraf daro segi eksternal, seperti paragraf peralihan,
paragraf penekanan. Jenis paragraf
ditinjau dari segi urutan, yakni urutan setara, urutan bertingkat dan
urutan campuran.
f. Pendahuluan dan kesimpulan pada tulisan penyingkapan
Dalam penulisan pendahuluan yang baik, harus menarik minat pembaca,
menyertakan tesis, memilih nada, menentukan sudut pandang, serta ketepatan
dalam penulisan simpulan.
Bab 5: Tulisan
Bernada Mendebat
a. Tulisan yang bersifat menyakinkan
Bila seorang pengarang mempergunakan nada mendebat (atau nada
argumentatif) maka hasilnyaadalah tulisan yang bersifat meyakinkan atau tulisan
persuasif. Ciri-ciri tulisan persuasif
haruslah jelas dan tertib, hidup dan bersemangat, disertai alasan yang kuat
serta bersifat dramatik.
b. Persuasi logis
yakni suatu
tulisan yang perlakuan terhadap suatu masalah dilakukan secara cermat dan
teliti, bernada faktual, pokok permasalahan memang penting dan maksud serta tujuannya adalah memperjuangkan
keadilan, kebenaran, kejujuran. Persuasi logis berdasarkan pada penalaran
logis. Penalaran logis mencakup dua proses dasar berpikir dan organisasi, yaitu
induksi dan deduksi.
c. Penalaran keliru
1. Kekeliruan logis dalam penalaran dapat dibagi menjadi peniruan, tidak
masuk akal, mengemis masalah,
2. Kekeliruan emosional terdiri dari beberapa tuntutan, yaitu tuntutan
terhadap seseorang, tuntutan terhadap orang-orang, tuntutan terhadap
(penyebutan nama), tuntutan pada generasi yang megah, serta tuntutan popular.
Bab 6: Tulisan
Bernada Mengeritik
a. Peran penulis sastra
Peran penulis dalam merancang dunia fiksi diantaranya penulis sebagai
pemimpin/pengelola pentas(sutradara), penulis sebagai penulis cerita, penulis
sebagai direktur.
b. Tokoh
Penokohan atau karakteristik adalah proses yang dipergunakan oleh
seorang pengarang untuk menciptakan tokoh-tokoh fiksinya.
c. Alur
Istilah lain yang sama maknanya dengan alur atau plot ini adalah trap
atau dramatic conflict. Keempat
istilah ini bermakna “struktur gerak atau laku dalam suatu fiksi atau drama”.
(Brooks and warren, 1959:686).
d. Latar
Latar atau setting adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung.
Dalam pengertian yang lebih luas, latar mencakup tempat dalam waktu dan
kondisi-kondisi psikologis dari semua yang terlibat dalam kegiatan itu.
e. Waktu, beberapa jenis waktu yang dapat dipakai oleh para penulis, yairu
secara kronologis dan sorot balik.
f. Tema adalahgagasan utama atau pikiran pokok. Tema biasanya merupakan
suatu komentar mengenai kehidupan atau orang-orang.
g. Teknik yang dimaksud adalah penggunaan khusus bahasa bagi maksud-maksud
estetik, seperti ironi, paradoks, simbolisme dan metafora.
Bab 7: Tulisan
Bernada Otoritatif
a. Memilih topik merupakan langkah awal dalam pembuatan tulisan bernada
ototritatif(karya ilmiah), ada baiknya jika suatu judul dipikirkan secara
matang.
b. Membaca pendahuluan dengan maksud agar kita dapat melihat gambaran umum
suatu karya ilmiah.
c. Bibliografi pendahuluan ini menolong kita untuk menunjukan dengan tepat
sumber-sumber yang sungguh bermanfaat.
d. Kerangka pendahuluan merupakan suatu rencana sementara bagi tulisan
kita.
e. Membuat catatan terdiri dari suatu pokok permasalahan, suatu catatan dan
suatu identifikasi mengenai sumber.
f. Menulis naskah karya ilmiah biasanya terdiri dari beberapa kutipan dan
catatan yang disusun oleh penulis.
g. Dokumentasi diperlukan guna sebagai pengakuan atas jasa penulis.
h. Mengadakan revisi biasanya terletak pada akhir pembuatan karya ilmiah
seperti memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan.
i.
Menulis naskah akhir karya tulis, terdapat empat hal
yang harus diperhatikan, yaitu judul, halaman judul, kerangka akhir dan
bibliografi/catatan kaki.
j.
Mengoreksi cetakan percobaan bisa dilakukan dengan
mengoreksi salah cetak, salah ejaan, kesalahan dalam pembuatan catatan kaki
maupun kesalahan dalam penyusunan bibliografi.
***
Identitas Buku 2
Judul Buku : Menulis Karya
Ilmiah
Pengarang : Niknik M.
Kuntarto dan Hendar Putranto
Tahun Terbit : 2015
Penerbit : Indopublika
Ringkasan Materi
·
Manusia perlu
menulis ilmiah agar dirinya menggapai suatu keabadian. Dalam bahasa yang lebih
sederhana, maksudnya agar penulis dapat dikenang orang, melintasi zaman dan
peradaban. Sedangkan manfaat dari penulisan karya ilmiah adalah sebagai sarana
untuk mencari ilmu pengetahuan dan perbaikan kualitas hidup manusia.
·
Pencarian ide
yang layak untuk diteliti dengan cara membaca, bertukar pikiran dengan orang
yang ahli di bidang yang akan kita teliti serta mencari informasi di media masa
dan internet. Menuangkan ide ke dalam karya ilmiah juga perlu diperhatikan
dengan cara mengamati cara penuturan, bentuk penuturan dan tujuan penuturan.
Yang perlu diperhatikan juga, yakni mencari metode penelitian yang tepat,
sebuah karya ilmiah tentu harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka
perlunya pembiasaan diri dengan istilah “metode penelitian”. Secara umum untuk
mengembangkan sebuah tesis atau disertasi, bisa dibedakan dua jenis riset,
yaitu riset praktis dan riset teoritis.
·
Bentuk-bentuk
karya ilmiah yakni:
a.
Laporan ilmiah
yang meliputi, laporan penelitian, laporan kasus dan laporan tinjauan.
b.
Karya ilmiah
sebagai syarat lulus program studi tingkat pendidikan tinggi, yang meliputi
skripsi, tesis dan disertasi.
c.
Karya ilmiah
yang ditunjukan untuk siding pembaca(audiens) yang non-spesifik (lebih luas
dari komunitas akademis tertentu) yang meliputi, surat pembaca, resensi (buku)
dan karangan ilmiah populer.
d.
Karya ilmiah
yang disampaikan untuk audiens tertentu dengan tujuan spesifik, yang meliputi
monograf, buku ajar dan pidato-piodato ilmiah yang disampaikan dalam peristiwa
akademis tertentu dan diterbitkan.
·
Dalam penulisan
karya ilmiah, ada dua pendekatan yang umumnya digunakan oleh para penulis
terkait dengan judul, yaitu menulis judul terlebih dahulu sebelum isi tulisan
diselesaikan, yang kedua menuliskan judul belakangan setelah isis tulisan
diselesaikan. Cara pembuatan judul karya ilmiah yang baik, yaitu dengan
memerhatikan unsur –unsur penggabungan kata (sintaksis) dan makna (semantik)
sebagai berikut: menarik, baru,relevan, singkat (antara 7-15 kata) dan
mencermintakan relasi atau tegangan antara aspek universal dengan aspek
partikular yang termuat dalam topik penelitian.
·
Sebagus apapun
karya yang kita buat, tetapi bila bahasa yang kita gunakan kurang santun, karya
tersebut menjadi tidak sempurna. Sehingga kita perlu memerhatikan penggunaan
unsur gramatikal secara eksplisit dan
konsisten; menggunakan imbuhan secara lengkap; menggunakan kata ganti resmi;
menggunakan kata baku; menggunakan EYD; dan menghindari unsur kedaerahan.
·
Kesantunan bahasa
dalam kegiatan menulis akdemik perlu juga memperhatikan ciri-ciri ragam bahasa ilmiah, yaitu penggunaan bahasa
Indonesia ragam baku ilmiah; penggunaan kalimat efektif; menghindari bentuk
bahasa bermakna ganda; penggunaan kata dan istilah bermakna lugas dan
menghindari pemakaian kata dan istilah bermakna kias; menghindari penonjolan
persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan; adanya keselarasan dan
keruntutan antar proposisi dan antaralinea.
·
Sebuah paragraf
dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara
lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat
penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh dan
lain-lain. Kelengkapan paragraf berhubungan dengan cara mengembangkan paragraf.
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara, pertentangan, perbandingan, analogi,
contoh, sebab akibat, definisi dan klasifikasi.
·
Pada bagian “abstrak”
dalam sebuah makalah ilmiah merupakan satu-satunya bagian yang dipublikasikan
dalam sebuah prosiding konferensi/seminar. Sehingga bagi pembaca ahli, Abstrak
menentukan gaya dan intisari dari makalah. Karenanya, sudah menjadi tugas dan
tanggung jawab utama bagi seorang penulis untuk sedekat dan serepresentatif
mungkin merumuskan abstrak dari makalah yang mereka tulis.
·
Abstrak adalah
ikhtisar, synopsis, kependekan, dan pernyataan padat, sebagai pernyataan ulang,
ide-ide penting yang berasal dari tulisan panjang suatu laporan. Abstrak memuat
tema, maksud dan kesimpulan. Fungsi abstrak sebagai petunjuk ke depan bagi
pembaca tentang isi karangan; pembaca dapat menentukan secara cepat apakah ia
perlu atau harus membaca seluruh artikel; memudahkan bagi pengumpul abstrak
dalam menerbitkan indeks petunjuk. Langkah-langkah membuat abstrak yaitu
membaca naskah, mencatat fakta-fakta, membuat garis-garis rancangan, menulis
konsep abstrak, dan meluas atau meringkaskan konsep.
·
Mencari,
mengidentifikasi, membanding-bandingkan, memilah-milah (menyeleksi), dan
mengambil keputusan atau menentukan topik apa yang akan dikerjakan dalam suatu
proyek penelitian merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan. Rangkaian
kegiatan ini ,merupakan tahapan awal sebelum seseorang penulis, menuliskan
proposal penelitian dan mengajukannya.
·
Topik penelitian
yang layak dipertimbangkan untuk
publikasi suatu tulisan di jurnal ilmiah pertama-tama harus merujuk pada
karakteristik, maksud dan cakupan dari jurnal yang dituju.
·
Agar suatu
artikel ilmiah dapat terpublikasi di jurnal nasional, atau internasional, tentu
saja ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, diantaranya
1.
Format penulisan
mengikuti gaya selingkang yang ditetapkan oleh jurnal yang bersangkutan.
2.
Topik pembahasan
memang sesuai dengan tema call for paper dari jurnal tersebut.
3.
Memiliki judul
dan abstrak yang menarik serta sesuai dengan kaidah akademis penulisan ilmiah
di jurnal.
4.
Bukan karya plagiarisme.
5.
Mengikuti saran-saran
perbaikan yang diberikan oleh redaksi jurnal yang bersangkutan, yang pada zaman
sekarang biasanya disampaikan secara tertulis, dalam format review yang sudah
baku, dan dikirimkan lewat surel.
6.
Menaati kaidah
etis bagi penulis, yaitu tidak mengirimkan naskah yang sama kepada dua atau
lebih jurnal yang berbeda, secara bersamaan (waktunya), untuk dipertimbangkan
pemuatnya.
7.
Penulis menyatakan
secara tertulis bahwa ia bebas dari konflik kepentingan dengan pemberi dana
penelitian maupun subjek yang diteliti, dan bahwa kebenaran isi tulisannya
merupakan tanggung jawab sendiri.
8.
Untuk jurnal
nasional (cakupan Indonesia), naskah
ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk
bagian abstrak (menggunakan baik bahasa
inggris maupun Indonesia).