position:fixed;bottom:0px; right:0px;

hii

Rabu, 13 April 2016

A World Without Love 1



Bagian 1: Mata yang Kembali Terbuka

Hidupku yang diprediksi masih panjang, segeraku persingkat hanya dengan sebuah pisau. Dengan niat untuk mengakhiri hidup, ku ukir beberapa sayatan di sekujur tubuh ini. Tetes demi tetes darah mengalir membasahi lantai, tanpa ada seorangpun yang tahu, aku terbaring kaku. Mungkin hanya sejengkal nafasku kala itu. Mataku tak dapat melihat apapun, tangan ini mati rasa, tapi dengan dalih cinta aku tetap terima itu semua. Cinta yang telah membuatku lakukan penyiksaan pada tubuh yang lemah ini. Dan ia pula lah yang membuat hidup terasa tak berarti untuk dijalani.
Mataku perlahan terbuka, bukan neraka yang ada dihadapanku. Sebuah kamar yang semua perabotannya berwarna putih itulah yang bisa aku lihat saat itu. Perlahan mataku mulai terpejam lagi, dalam hati aku berkata semoga yang aku lihat nanti adalah surga.
Mataku terbuka untuk kedua kalinya, kulihat tangan yang penuh dengan sayatan yang cukup dalam, sebuah goresan indah di sekitar perut dan leherku, namun bukan itu yang aku lihat kali ini, tubuhku baik-baik saja, tak kurang suatu apapun. Ini mimpi gumamku. Segera aku bangkit dari tempat tidur, walaupun tanganku masih terasa gemetar untuk memegang gagang pintu, ku putuskan untuk kembali duduk di sudut tempat tidur. Tak sengaja kulihat jendela kecil yang letaknya dekat denganku, terasa hembusan angin dingin menusuk kulitku. Hari masih terasa sangat pagi dikala itu, aku kembali mencoba memutar gagang pintu. Masih ada terasa ingatan kala itu, semuanya terasa gelap, aku terjatuh ke lantai, kembali tak sadarkan diri.
Hidungku mencium aroma yang sedap, rasanya seperti bubur ayam. Tak lama mataku kembali fokus dalam melihat, perawat rumah sakit menghampiriku,
“Bagaimana perasaan Anda saat ini, saya datang kemari untuk mengantarkan sarapan”, ucapnya dengan nada yang lembut. Aku hanya mengucapkan sepatah kata, yakni baik saja. Segera aku suruh perawat itu untuk menyuapiku. Bubur yang dia berikan sangatlah enak, semangkuk bubur telah mengisi perutku, dia lalu memberikanku obat yang akhirnya membuat mataku terasa sangat berat, dunia terasa kembali gelap. Akankah aku tertidur kembali, hanya sekejap aku melihat dunia, lalu aku akan kembali tertidur.